Dalam masalah Qunut Subuh dalam kajian
mazhab terdapat dua pendapat;
Pertama Mazhab Hanafi dan
Mazhab Hambali, pendapat kedua imam ini; tidak disunnatkan membaca doa Qunut
pada sholat Subuh, alasan mereka Rasulullah Saw membaca Qunut selama satu bulan
sesudah itu beliau berhenti membacanya.
Pendapat kedua, Mazhab Maliki dan Mazhab Syafii berpendapat bahwa
Rasullulah Saw., membaca doa Qunut Subuh sampai beliau meninggal dunia.
Hukumnya Sunnat muakkad.
Menurut Mazhab Syafii dan Mazhab Maliki, Rasulullah Saw. membaca
doa qunut selama satu bulan, disetiap sholat; Magrib, dan Subuh untuk mendoakan
suku Mudhar., yang dibaca Rasulullah Saw. tersebut adalah doa qunut Nazilah
(yang sunnat dibaca ketika kaum muslimin mendapat bencana). Sedangkan doa qunut
Subuh terus dibaca beliau sampai beliau meninggal dunia, sebagaimana hadits
dari Anas bin Malik berkata; "Rasulullah Saw. selalu membaca doa qunut
dalam sholat Subuh sampai beliau meninggal dunia." (HR. Al-Baihaqi-
Subulus Salam, Vol.I.hlm.187)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah
membaca doa Qunut selama satu bulan kemudian meninggalkannya. Imam Bukhari
meriwayatkan dari Anas ra. ia berkata, "Rasulullah Saw. pernah membaca doa
Qunut dalam sholat Maghrib dan Subuh. Imam Ahmad dan Bukhari meriwayatkan bahwa
Nabi Muhammad Saw. berdoa untuk suku Mudhar sehingga Allah menurunkan
Firman-Nya yang berbunyi: "Itu bukan urusanmu (Muhammad)... (Ali
Imran:128)
Imam Ahmad dan Imam Muslim meriwayatkan hadits yang dishahihkan
oleh Imam at-Tirmizi dari al-Barra' bin Azib bahwa Nabi Muhammad Saw. membaca
doa qunut dalam sholat Maghrib dan Subuh. (Nailul Authar, Vol.2.hlm.338-344)
Dari keterangan di atas menjadi jelaslah bahwa yang dihentikan
Rasulullah setelah sebulan lamanya itu adalah doa qunut Nazilah. Menurut ulama
Hanafiyah dan Syafiiyah dan Hanabilah doa qunut Nazilah sunnat dibaca ketika
terjadi musibah atau bencana.
Sedangkan doa qunut pada sholat Subuh adalah sunnat muakkad
menurut Imam Maliki dan Imam Syafi'i.
Imam-imam sholat di Masjidil Harom dan Masjid Nabawi di Madinah
mereka menganut paham mazhab Hambali, makanya mereka tidak membaca doa qunut
Subuh.
Bagi jamaah yang menganut mazhab Syafi'i, ketika sholat berjamaaah
Subuh di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, boleh membaca doa Qunut sendiri
(karena imam masjid tersebut lama i'tidalnya) sehingga masih sempat ikut sujud
bersama imam. Sebaliknya bagi jamaah yang tidak sepakat dengan doa qunut subuh,
ketika imam membaca doa qunut Subuh, mereka dibolehkan tidak mengikuti doa
tersebut, dan nanti sujudnya tetap bersama dengan imam, cara tersebut
dibenarkan dalam tata cara sholat berjamaah.
0 comments:
Post a Comment